Ide untuk memberlakukan supervisi klinis bagi guru
muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas keinginan kepala sekolah
sebagai supervisor tetapi atas kesadaran guru untuk datang ke supervisor untuk
minta bantuan mengatasi masalahnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik seyogyanya
memiliki pengetahuan dan menguasai penerapan supervisi klinis.
Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005).
Menurut
Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis: pengembangan profesional
dan motivasi kerja guru.
Pelaksanaan supervisi klinis
Menurut Sullivan & Glanz (2005), ada empat langkah
yaitu:
a. perencanaan pertemuan,
b. observasi,
c. pertemuan berikutnya, dan
d. repleksi kolaborasi.
Langkah-langkah
perencanaan pertemuan meliputi:
1) memutuskan fokus observasi (pendekatan umum, informasi langsung,
kolaboratif, atau langsung diri sendiri),
2) menetapkan metode dan formulir observasi,
3) mengatur waktu observasi dan pertemuan berikutnya.
Langkah-langkah
observasi:
a) memilih alat observasi,
b) melaksanakan observasi,
c) memverifikasi hasil observasi dengan guru pada pertemuan
berikutnya,
d) menganalisis data hasil verifikasi dan menginterpretasi, dan
e) memilih pendekatan interpersonal setelah pertemuan berikutnya.
Langkah-langkah
pertemuan berikunya adalah menentukan fokus dan waktu.
Langkah-langkah
refleksi kolaborasi:
(1) menemukan nilai-nilai apa?
(2) mana yang kurang bernilai,
(3) apa saran-saran anda.
0 Response to "Pengertian, Konsep, dan Langkah-langkah Melakukan Supervisi Klinis"
Posting Komentar