Filsafat
hidup mayarakat setempat daerah jambi yaitu:
1. Sepucuk
jambi sembilan lurah, batangnyo alam rajo.
2. Lambang Daerah Tingkat I Provinsi Jambi,
berbentuk Bidang Dasar Segi Lima, menggambarkan lambang Jiwa dan semangat Pancasila.
3. Masjid, melambangkan Ketuhanan dan Keagamaan;
4. Keris,
melambangkan kepahlawanan dan Kejuangan;
5. Gong,
melambangkan jiwa musyawarah dan Demokrasi.
Dengan
berakhirnya masa kesultanan Jambi menyusul gugurnya Sulthan Thaha Saifuddin
tanggal 27 April 1904 dan berhasilnya Belanda menguasai wilayah-wilayah
Kesultanan Jambi, maka Jambi ditetapkan sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam
wilayah Nederlandsch Indie.
Residen
Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Keputusan Gubernur
Jenderal Belanda No. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan
tanggal 2 Juli 1906.
Kekuasan
Belanda atas Jambi berlangsung ± 36 tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942
terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang. Dan pada 14 Agustus
1945 Jepang menyerah pada sekutu. Tanggal 17 Agustus 1945 diproklamirkanlah
Negara Republik Indonesia.
Sumatera
disaat Proklamasi tersebut menjadi satu Provinsi yaitu Provinsi Sumatera dan
Medan sebagai ibukotanya dan MR. Teuku Muhammad Hasan ditunjuk memegangkan
jabatan Gubernurnya.
0 Response to "Filsafat Hidup Masyarakat Jambi"
Posting Komentar